Produktivitas kerja menjadi tidak mudah karena melibatkan manusia, infrastruktur, dan peraturan yang mengatur masing-masing entitas dan mengatur hubungan antar entitas tersebut yakni manusia dan infrastruktur (baca:peralatan, sarana pendukung). Peraturan itu sendiri harus dibuat dengan seni (quiet an art) bagi pihak manajemen sehingga hubungan intra manusia-infrastruktur maupun hubungan antar manusia-infrastruktur dapat terjalin dengan baik dan harmonis dalam mencapai target yang telah ditetapkan.
Entitas utama dalam produktivitas kerja adalah manusia itu sendiri sebagai pelaku produktivitas itu sendiri, sebagai pengatur produktivitas sarana pendukung/infrastruktur, bahkan sebagai penentu dan pembuat kebijakan/ peraturan yang mengatur hubungan manusia-infrastruktur.
Dalam melihat manusia sebagai entitas dalam perusahaan, ada banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan/ penurunan produktivitas kerja baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu:
A. Faktor Remunerasi
Dari faktor-faktor tersebut diantaranya adalah REMUNERASI. Remunerasi adalah imbalan/ balas jasa yang diberikan perusahaan kepada karyawan sebagai bentuk penghargaan atas prestasi kerja yang telah dicapai. Prestasi kerja dimaksud adalah pencapaian indikator target kerja yang ditetapkan perusahaan sesuai dengan tujuan dan rencana kerja yang telah ditetapkan bahkan merupakan potongan puzzle untuk melengkapi dan mencapai visi dan misi perusahaan yang semakin dipertajam sesuai dengan masterplan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
Dalam pelaksanaannya remunerasi juga harus dikaitkan dengan loyalitas dalam hal ini masa kerja dan kepangkatan (grade) sebagai faktor dalam perhitungan, sehingga dapat meningkatkan loyalitas, menurunkan tingkat turn over karyawan, serta memberikan keadilan bagi karyawan. Misalnya karyawan yang sudah lebih lama bekerja namun prestasi menurun bisa saja menerima nilai remunarasi yang sama dengan karyawan baru dengan prestasi kerja yang tinggi. Contoh lain bisa saja karyawan senior tersebut mendapat nilai remunerasi yang lebih besar dibanding dengan karyawan baru dengan prestasi sama akibat adanya faktor masa kerja dan faktor kepangkatan dalam perhitungan remunerasi.
Tidak terlepas dari remunerasi yang terpenting adalah kuantifikasi dan kualifikasi proses bisnis dan pencapaiannya sesuai target yang dijadikan dasar penilaian, sehingga penilaian karyawan tidak hanya berdasarkan kertas penilaian, namun ditunjang data yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Dengan demikian unsur subyektifitas dan like/dislike pribadi tidak lagi mempengaruhi kinerja produktivitas karyawan yang memberi kontribusi positif bagi perusahaan. Namun demikian dalam penilaian karyawan masih harus terdapat penilaian kerjasama tim dan hubungan kerja dengan bagian lain sehingga tetap memberikan unsur keseimbangan antara pencapaian kerja pribadi dan kerjasama tim yang baik untuk unjuk kerja pribadi maupun unjuk kerja secara tim.
Dalam pemberian remunerasi juga harus memperhatikan prinsip keadilan dan Good Corporate Governance (Tata Pamong yang Baik, atau disingkat Tata Pamong, bagi institusi pemerintah maupun perusahaan) dimana keputusan remunerasi yang dibuat harus mempertimbangkan:
- Kondisi permintaan dan penawaran tenaga kerja (dipengaruhi oleh kondisi ekonomi regional dan global)
- Kemampuan perusahaan dan ketentuan yang mengatur
- Kemampuan dan keterampilan tenaga kerja
- Peranan seimbang antara perusahaan dan serikat buruh
- Besar kecilnya resiko pekerjaan berdasarkan prinsip manajemen resiko umum yang berlaku
- Peranan pemerintah dalam hal regulasi dan intermediasi perusahaan dan ketenaga kerjaan
B. Faktor Pengembangan SDM
Selain remunerasi, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendidikan dan pelatihan juga memberikan kontribusi dalam meningkatkan produktivitas kerja, dimana masing-masing tenaga kerja dimotivasi untuk mengembangkan diri dan mengaktualisasi diri sesuai kemampuan yang ada dan pelatihan yang diperoleh dalam kerangka kerja perusahaan dalam mencapai tujuan/target.
C. Faktor Lingkungan/Tempat Kerja
Tempat kerja sangat memberi pengaruh terhadap fisik dan psikologis karyawan dalam mencapai produktivitas kerja yang baik, lingkungan kerja yang seragam dan nyaman memberikan stimulasi bagi karyawan untuk betah dalam menyelesaikan tugas dan tanggungjawabnya sesuai target yang ditentukan. Keseragaman tata letak dan ruang kerja berdasarkan jabatan juga menghindari alasan karyawan yang menurun produktifitasnya akibat kondisi ruangan yang "dibawah standar". Keseragaman corak juga memberikan prestise tersendiri bagi identitas perusahaan dimana menjadi ciri khas perusahaan tersebut diruangan/ atau cabang manapun berada. Secara periodik partisi atau interior ruangan dapat diubah letak atau diganti untuk memberikan penyegaran bagi pencapaian target-target baru. Perubahan secara periodik interior juga memberikan gambaran perusahaan yang dinamis berkembang yang memberikan citra yang baik bagi mitra usaha perusahaan lain ataupun pelanggan/ client.
D. Faktor Psikologis Intra dan Antar Unit Kerja
Hubungan antarpersonal dalam tim kerja, antar tim kerja, antara personal dengan tim kerja lain juga sangat menentukan produktivitas kerja mengingat perusahaan tidak hanya terdiri atas satu orang saja tetapi terdapat personal dan tim/unit kerja. Permasalahan umum yang terjadi dalam mencapai produktivitas kerja adalah missing job description yaitu adanya job description yang "kurang jelas", belum tertuang, atau tidak disadari dalam peraturan perusahaaan. Sehingga sinergi kerjasamanya yang terbina kadang terganggu akibat adanya "missing job description" tersebut. Hal ini sangat sulit dihindari mengingat perusahaan manapun tidak akan sempurna, namun masing-masing individu harus mematuhi aturan main yang berlaku yakni membatasi konflik sejauh pekerjaan dan tidak dibawa/ mengarahkan ke masalah pribadi. Dari sisi perusahaan, perlu diadakan silaturahmi/ ramah tamah dengan judul rapat kerja/ konsolidasi antar unit kerja untuk mengungkapkan kendala-kendala yang ada, bila anggaran memungkinkan dianjurkan menyelenggarakan kegiatan outting/ outbond bersama untuk meningkatkan kekompakan dan menciptakan hubungan antar personal yang baik.
E. Faktor Pimpinan yang Mengayomi
Faktor lain yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah atasan yang terbuka dan dihormati. Atasan memiliki peranan penting dalam menunjang produktivitas kerja karyawan. Punishment and reward yang sesuai akan membentuk karakter bawahan dengan baik dimana baik punishment maupun reward disampaikan dengan cara yang tidak arogan dan angkuh tapi disampaikan secara pribadi sehingga tidak menjadi kesombongan atau celaan bagi bawahan ybs jika dilakukan di depan orang banyak. Atasan yang angkuh dan masih bergaya feodal tidak akan mendapat penghormatan yang tulus dari karyawan. Disisi lain pimpinan yang mampu memberikan petunjuk perbaikan diri dan pengembangan serta bersifat terbuka terhadap bawahan, meski dalam kondisi keseluruhan perusahaan kurang konduksif dapat memberikan loyalitas dan semangat kerja tersendiri di unit kerja yang dibawahinya.
Tidak dapat disangkal bahwa produktivitas kerja yang dilakukan oleh karyawan mulai dari level terbawah sampai tingkat top-management adalah untuk aktualisasi pengembangan diri, mengamalkan ilmu bakat dan kemampuan yang ada sekaligus mendapatkan imbalan yang pantas bagi kehidupan karyawan itu.
Karyawan sebagai manusia juga memerlukan penghargaan terutama bagi mereka yang telah bekerja keras dan memberikan kontribusi minimal sesuai atau diatas dari yang telah ditetapkan oleh target. Karena dengan penghargaan demikian, karyawan yang kurang memberikan kontribusi dapat mengkoreksi diri agar bekerja lebih baik.
Penghargaan bisa diberikan perusahaan dalam bentuk bonus, hadiah, atau promosi jabatan. Penghargaan ini merupakan usaha agar karyawan bekerja dengan hati tenang dan senang serta secara psikologis akan menumbuhkan persaingan yang sehat diantara karyawan/ unit kerja, yang pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan produktivitas kerja secara keseluruhan.
Semuanya itu bergantung pada pemilik dan atau pemimpin perusahaan, serta kemampuan perusahaan dalam menetapkan indikator penilaian secara obyektif.
Diatas semunya itu, berpulang kepada Tuhan YME sebagai sumber semangat , inspirasi, pengetahuan, keadilan, produktivitas kerja, dan segalanya bagi kita.
Dikembangkan dari : Majalah Ekspor Edisi Maret 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar